-->


"Kami tidak lebih hanyalah para penuntut ilmu yang fakir dan hina. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan Ahlus Sunnah Waljama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rosulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari Salafunas Sholih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, sumbernya langsung sampai ke Baginda Rosulullah SAW.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah.


Cari Blog Ini

Minggu, 17 Maret 2013

11 Renungan Ketika Mendapati Musibah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

”Sesungguhnya Kami telah jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, karena Kami hendak memberi cobaan kepada mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Kahfi [18] : 7)

Pada beberapa waktu yang lalu kami telah memposting Makna Musibah yang menjelaskan tentang tiga golongan manusia dalam menghadapi musibah dan sekarang kami ingin mengshare 11 Renungan Ketika Mendapati Musibah,
Semoga Bermanfaat...!!

Hal-hal berikut bisa jadi bahan renungan ketika kita mendapati musibah atau cobaan. Dan merenungkannya, Insya Allah musibah akan terobati, kita akan sabar dan mengharap pahala dari sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala....


1. Renungkanlah bahwa manusia dan hartanya semuanya milik Allah, semuanya hanya titipan di sisi kita.


2. Setiap orang akan kembali pada Allah dan akan meninggalkan dunia.


3. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberi yang semisal dan yang lebih baik bagi yang telah hilang.


4. Ingatlah bahwa mengeluh dan menggerutu hanya menambah derita, bukan menghilangkan musibah.


5. Jika mau bersabar dan yakin semuanya kembali pada Allah, maka itu lebih besar pahalanya dibanding dengan tidak sabar.


6. Berkeluh kesah hanya membuat musuh kita senang dan membuat Allah murka.


7. Sabar dan mengharap pahala itu lebih besar ganjarannya daripada mengharap yang telah hilang itu kembali.


8. Jika kita ridho terhadap musibah, Allah pun senang dengan sikap kita. Sebaliknya jika kita benci, Allah pun akan murka.


9. Ketahuilah bahwa Allah yang menurunkan musibah Maha Hakim dengan hikmah yang ia beri, Penuh Rahmat dengan kasih sayang yang ia beri. Allah tidaklah menimpakan cobaan untuk membinasakan hamba, bahkan untuk menguji seberapa kuat imannya.


10. Musibah itu datang untuk menhindarkan diri kita dari penyakit jelek yaitu ujub dan sombong.


11. Ingatlah bahwa mending merasakan pahit di dunia namun dapat merasakan lezatnya kehidupan akhirat.


Diringkas dari penjelasan Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad, penjelasan tentang petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat mengobati musibah.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kita kesabaran ketika menghadapi setiap ujian dan cobaan....Aamiin

Referensi : Mukhtashor Zaadul Ma’ad, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, terbitan Maktabah Ar Rusyd, cetakan keempat, 1429 H, hal. 265-267.
Read more »»  

Jumat, 15 Maret 2013

4 Cara Mempercepat Koneksi Internet Smartfren

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

1. Perubahan Pada Registry Windows
Klik Start > run > ketik regedit
Muncul windows baru pada bagian HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\Tcpip\Parameters
Isi value registry berikut ini :
DefaultTTL isi value 00000040
EnablePMTUBHDetect isi value 00000000
EnablePMTUDiscovery isi value 00000001
GlobalMaxTcpWindowSize isi value 0005ae4c
SackOpts isi value 00000001
Tcp1323Opts isi value 00000003
TcpWindowSize isi value 0005ae4c
Restart Komputer
2. Perubahan Pada Pengaturan Windows
Cara Pertama
Control Panel > icon modem > modem properties
Pada tab general, ubah maximum speed menjadi 115200
Klik pada connection dan klik port setting
Dari kotak dialog Advanced Port Setting, beri tanda check pada Use FIFO buffers. Kemudian ubah Receive Buffer menjadi 14 dan Transmit Buffer menjadi 16. Lalu klik OK.
Klik button Advanced, beri tanda check pada Use Flow Control.
Kemudian pilih radio button Hardware. Pada bagian Extra Setting, isi dengan C1;D2E1Q0V1X4%C0 S7=55 S11=55 S0=0.
Cara Kedua
Dari Control Panel, klik icon System.
Pindah ke tab Device Manager.
Pada bagian Ports (COM & LPT), pilih port yang digunakan oleh modem
Klik tombol Properties.
Pindah ke tab Port Settings.
Pada bagian Bits per second, isi dengan 921600
3. Buka file system.ini
Buka file system.ini yang terletak di C:Windows.
Pada bagian [386Enh], tambahkan dengan COM1Buffer=16384. Ubah COM1 dengan port yang digunakan oleh modem.
4. Setting Koneksi Pada Modem Smart atau Hp Smart
Settingan Connections Smart Bukan cuma menggunakan user dan password
Smart dial up ke *777
Tapi bisa juga menggunakan :
user dan password : wap - dial up : 222
user dan password : cdma - dial up : *777# *99# atau *31*11111#
Semoga karenanya ada cara mempercepat koneksi internet smartfren ini dapat bermanfaat serta berguna untuk kawan dekat seluruh yang membutuhkannya. Lebih-lebih anak muda yang memakai smartfren ini yang terlampau butuh langkah langkah di atas. Mudah-mudahan saja langkah lewat langkah di atas dapat menopang anda waktu mempercepat koneksi internet smarftren yang anda pakai. Untuk info teranyar yang lain berkenaan smartfren dapat admin tambahkan dilain waktu serta dilain peluang.
Read more »»  

AKHIR HAYAT RASULALLAH SAW

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Matahari kian tinggi,
tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan
salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah
tidak mengizinkannya
masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata
Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku,
orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”
tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu
hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut,” kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut
datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia
ini. “Jibril,
jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya
Rasululllah dengan suara
yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka,
para malaikat telah
menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu,” kata
Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya
Jibril lagi. “Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan
khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: ‘Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada
di dalamnya,” kata
Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini.”

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”
Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah
mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat
nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada
umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak
bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera
mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-shalaati, wa
maa malakat aimaanukum
- peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang
lemah di antaramu.” Di
luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii,
ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
sinaran itu.
Read more »»  

Rabu, 13 Maret 2013

Ngalap Berkah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Oleh: KH. KH. Abdul Ghofur Maimoen *)

Kesempurnaan adalah sebuah magnet. Kata para filsuf, untuk mengenal Tuhan cukup mengetahui kekurangan diri, karena yang nisbi pasti akan merindukan Yang Mutlak. Dan bagi seorang sufi, segela kebesaran dan kemuliaan yang memiliki hubungan erat dengan Yang Mutlak juga memiliki daya tariknya sendiri untuk direngkuh.

Kang santri bilang, itu lah ngalap berkah!

Imam Hakim meriwayatkan, Marwan berjalan menuju Masjid Nabawi, lalu di mendapati seseorang tunduk di pusara Nabi Muhammad. Dia meletakkan mukanya pada tanah makbarah. Marwan mengira dia menyembah Muhammad yang sama sekali bukan Tuhan, maka dia pegang lehernya sambil berkata:

“Kamu tahu, apa yang Anda lakukan ini?”

“Iya!”

Laki-laki itu menatap Marwan, dan ternyata dia adalah sahabat besar Abu Ayyub Al-Anshary ra.

“Saya sowan kepada Rasulullah SAW, bukan kepada BATU!” katanya.

Abu Ayyub lalu menjelaskan perihal sowannya kepada Rasul ini, dengan menyindir penguasa Bani Umayyah:

“Saya mendengar Rasulullah berkata: jangan menangisi agama apabila dikuasai oleh ahlinya, tapi tangisi agama jika dia dikuasai oleh yang bukan ahlinya.”

Ketertarikan kepada Baginda Rasul, sebagai insan kamil yang memiliki kedekatan khusus dengan Yang Mutlak, adalah hal yang tak terhindarkan, sehingga Abu Ayyub menempelkan pipinya pada pusara beliau.

Salah satu entitas suci yang memiliki kedekatan khusus dengan Yang Mutlak adalah kitab suci al-Quran. Wajar kalau banyak yang merengkuhnya demi terwujudnya sebuah keinginan. Tak terkecuali Ibn Taimiyah, tokoh yang dalam pandangan umum dianggap menjauh dari hal-hal yang berbau khurafat.

Suatu saat dia mimisan (mengeluarkan darah dari hidung), maka lalu dia menuliskan pada dahinya ayat 44 dari Surah hud:

وقيل يا أرض ابلعي ماءك ويا سماء أقلعي وغيض الماء وقضي الأمر

Katanya:

“Saya menuliskan ayat ini pada sejumlah orang, lalu mereka sembuh.”

Hal serupa difatwakan oleh Bin Baz, mantan mufti Saudi, bahwa seseorang yang sakit dapat dituliskan ayat-ayat Al-Quran pada secarik kertas, lalu kertas itu dibasuh dengan air dan diminumkan kepadanya.

Dan ketika Ibn Taimiyah wafat, dia memiliki magnet yang luar biasa bagi para pengikutnya, sehingga banyak di antara mereka yang ngalap berkah, sebagian dengan meminum sisa air mandinya, dan sebagian lainnya berebut daun pohon dara yang digunakan memandikannya.

Seorang yang percaya dengan Yang Mutlak, yang melihat dirinya selalu dalam kekurangan, tampaknya sangat susah untuk menghindarkan diri dari keterikatan-keterikatan yang oleh kang santri disebut “ngalap berkah”.

Wallahu a’lam bishshawab!

*) Pengasuh Ponpes Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta
Read more »»  

MEMBENTENGI AQIDAH AHLISUNNAH

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Oleh : Buya Yahya
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي حبَّب العبادة إلى المتقين، وحبَّب قلوبهم للانشغال بطاعة رب العالمين وجنبهم من البدعة والضلالة, والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين


Muqoddimah

Sesuatu yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting dibandingkan ilmu-ilmu yang lainya. Dan diskusi-diskusi yang diadakan jika hal itu untuk membela dan menjaga aqidah yang benar maka itu adalah sebaik-baik diskusi. Saat ini kami sungguh sangat berbahagia jika pada kesempatan ini kami para alim ulama untuk bersama-sama mendiskusikan aqidah dan bagaimana upaya kita untuk menjaga aqidah umat. Kami yakini bahwa kita semua akan senantiasa dalam lindungan dan pertolongan Allah sesuai janji Allah


وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ


“Dan mereka yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran-Ku sungguh Aku akan memberi petunjuk kepada mereka” (Al-Ankabut Ayat 69).

Menjaga aqidah umat adalah sebaik-baik hadiah yang diberikan oleh para ulama kepada mereka kapan dan dimanapun berada. Lebih-lebih disaat merebaknya fitnah-fitnah yang menggerogoti aqidah-aqidah seperti yang kita rasakan dan saksikan pada saat ini. Bahkan ada diantara kita yang sudah keropos aqidahnya namun ia tidak merasa tergerogoti. Umat islam adalah umat yang besar akan tetapi sering lengah dengan jumlah yang besar ini sehingga kadang-kadang kita kurang mencermati hal-hal yang disusupkan musuh-musuh Allah dalam tubuh umat Islam. Maka dalam kesempatan pertemuan ini kami ingin menghadirkan sekilas tentang aqidah yang benar untuk bisa menjadi bekal bagi kita didalam menegakkan dan menjaga aqidah umat Islam dunia dan Indonesia khususnya yang Alhamdulillah dari generasi ke gernerasi mereka pada aqidah yang benar yaitu ahlu sunnah wal jamaah.


Pertolongan pertama di zaman fitnah aqidah

Yang kami maksud pertolongan pertama dizaman fitnah aqidah ini adalah bagaimana kita menghadirkan hal terpenting dan mendesak yang dibutuhkan oleh ummat dalam upaya membentengi aqidah yang benar.
Ada dua hal yang secara subtansi dan maknawi tidak terlalu penting akan tetapi hal tersebut perlu diperhatikan lebih karena dari situlah kesesatan akan masuk. Dua hal tersebut yang pertama mengenal sebuah identitas dan yang kedua adalah mempertahankan manhaj talaqqi.

1. Mengenal sebuah identitas

Di dalam kita berbicara untuk menjelaskan aqidah yang benar sangat sulit kalau seandainya hanya dalam ceramah yang singkat atau dalam pertemuan yang sesaat. Akan tetapi dengan menyadari dan memahami sebuah identitas diri kebenaran aqidahnya bisa dengan sangat mudah di jaga dan di kontrol agar seseorang tidak terbawa masuk dalam kelompok aqidah yang salah atau sesat. Dan hal ini bisa kita saksikan dalam amaliyah-amaliyah di dalam keseharian mereka mulai dari tawasulan, tahlilan, membaca kitab maulid secara bersamaan (asroqolan atau marhabanan) yang sungguh itu semua adalah amaliyah yang benar dan telah menjadi ciri khas aqidah yang benar biarpun sebenarnya pembahasan aqidah yang lebih penting bukan di dalam amaliah-amaliyah tersebut.

Kalau kita cermati para ulama terdahulu dalam urusan aqidah dan amaliyah, mereka lebih mementingkan isi daripada kulit. Hingga terkadang seorang muslim awam ahlu sunnah wal jamaah dengan kualitas aqidahnya yang sudah benar akan tetapi dia tidak mampu untuk menjelaskan ahlu sunnah wal jamaah dengan panjang dan lebar dengan pemaparan ilmiyah. Padahal sebetulnya penjabaran makna aqidah ahlu sunnah wal jamaah secara panjang lebar sudah dihadirkan dan disosialikan oleh ulama-ulama terdahulu dengan metode yang sangat sederhana dan kemasyarakatan sehingga sebuah aqidah sudah menyatu dengan kehidupan mereka.

Cara penjabaran dan pemaparan luas dan halus amatlah tepat pada masa disaat fitnah aqidah belum banyak tersebar. Akan tetapi disaat fitnah aqidah merebak dimana-mana dan pergeseran nilai aqidah mudah terjadi. Kita harus bisa mencermati sebab–sebab umat ini termakan fitnah. Kita bisa saksikan disaat munculnya ahli fitnah yang tidak henti-hentinya merendahkan dan mencaci aqidah ahli sunnah wal jamaah. Orang-orang awam pun diam karena tidak tahu kalau mereka sendiri yang dicaci karena mereka tidak mengenal identitas mereka sendiri.

Maka dari itu kami perlu mengenalkan sebuah identitas yang secara hakikatnya memang kurang penting sebab hal itu hanya berurusan dengan kulit dan bukan subtansi aqidah. Akan tetapi sebagai langkah pertama dalam membentengi aqidah dalam kondisi mendesak dan darurat kami anggap mengenal identitas diri saat ini amat diperlukan yaitu disaat merebaknya fitnah dan banyaknya pemalsu-pemalsu aqidah.

Sebab lain yang menjadikan mengenal identitas diri ini penting adalah karena banyaknya orang yang memusuhi aqidah para ulama ahlu sunnah. Yang mereka pun yang menggemborkan syi’ar dan slogan ahlu sunnah wal jamaah dan menamakan diri mereka ahlu sunnah wal jamaah. Jadi pengenalan identitas ini disaat ini sangat penting untuk membedakan ahlu sunnah wal jamaah yang sesungguhnya dengan ahlu sunnah wal jamaah yang palsu. Dan setelah itu kita akan mencoba satu demi satu untuk menjelaskan perbedaan antara ahlu sunnah wal jamaah yang palsu dan yang ahli sunnah yang sesungguhnya dengan kajian ilmiah di dalam pembahasn berikutnya.

Identitas yang kami maksud adalah:
1. Islam
2. Ahlu sunnah wal jamaah
3. Asy’ariyah atau Maturidiyah.
4. Shufiyyah
5. Pengikut salah satu 4 madzhab

Seseorang yang beraqidah yang benar adalah seorang muslim, sunni, asy’ari, shufi dan bermadhab.
Artinya di zaman fitnah ini tidak cukup seorang itu dikatakan aqidahnya benar jika dia hanya menyebut dirinya sebagai seorang muslim saja. Sebab Islam sekarang bermacam-macam dan alangkah banyaknya Islam yang dipalsukan oleh musuh-musuh Allah.
Oleh sebab dalam irama pembuktian kebenaran akidah seorang muslim harus dilanjutkan dengan ikrar bahwa dirinya adalah muslim ahlu sunnah wal jamaah .

Dan dengan jawaban sebagai muslim ahlu sunnah wal jamaah saja ternyata belum cukup karena adanya pemalsu-pemalsu ahlu sunnah wal jamaah yang mereka adalah musuh-musuh ahlu sunnah wal jamaah. Maka dari itu harus dilanjutkan ikrar bahwa dirinya adalah pengikut ahlu sunnah wal jamaah Asy’ariyah.
Dan orang yang mengatakan dirinya sebagai Asy’ariy atau pengikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari ternyata belum cukup, sebab ada sekelompok orang yang sepertinya mengagungkan Imam Abul Hasan Al Asy’ari ternyata mereka adalah musuh-musuh Abul Hasan Al Asy’ari. Dan pengikut Imam Abul Hasan yang benar adalah mereka yang berani mengatakan dirinya adakah pengikut para Ahli Tasawuf (shufiyyah) di dalam ilmu mendekatkan diri kepada Allah. Maka seorang Asy’ari yang benar haruslah dia berkeinginan untuk menjadi seorang shufi dan mencintai ahli Tasawuf .
Termasuk fitnah besar akhir-akhir ini dimunculkan adalah tuduhan sesat kepada ahli tasawwuf. Dan memang kita akui ada segelintir orang yang menodai citra tasawwu.Dan itu tergolong orang yang sesat mengaku bertasawwuf. Adapun tasawuf adalah ilmu untuk membersihkan hati dalam irama mencari ridho Alloh.
Maka sangat sesat orang-orang yang memusuhi tasawwuf biarpun dia mengaku ahlusunnah dan biarpun juga mengakui Abul Hasan Al-Asy’ari.

Dan yang terakhir adalah identitas ahlu sunnah wal jamaah di dalam masalah fiqih mereka adalah orang-orang yang mengikuti kepada Imam Madzhab yang empat Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad Bin Hambal. Dalam bahasa fiqh kita sering menyebut dengan istilah bertaqlid kepada salah satu dari imam 4 madhab.
Identitas terakhir ini juga sangat perlu dihadirkan sebab pada zaman akhir ini telah muncul orang yang mengaku ahlu sunnah wal jamaah akan tetapi dengan kesombongannya mereka merendahkan dan membenci taqlid bahkan hingga sampai mencaci maki dan merendahkan para ulama-ulama yang bertaqlid. Maka bertaqlid adalah termasuk ciri aqidah ahlu sunnah wal jamaah yang benar.
Maka orang sesat adalah orang yang mengaku Islam tetapi bukan ahlissunah, membenci asy’ariyah,membenci tasawwuf dan tidak mau bermadhab.Ini adalah cara pintas untuk mengenali orang-orang yang beraqidah benar di tengah-tengah kesesatan ummat.

2. Manhaj Talaqqi

Talaqqi adalah pengambilan ilmu dengan memperhatikan kedisiplinan, kesinambungan, keilmuan antara guru dengan murid. Hal yang semacam ini sangat berarti dalam irama menjaga dan mengkaji ahlu sunnah wal jamaah yang benar. Disini bukan berarti seseorang tidak boleh memperluas ilmu dengan cara membaca, akan tetapi disini lebih ditekankan kepada seseorang agar mempunyai dasar-dasar aqidah yang benar yang diambil dari guru yang jelas terlebih dahulu sebelum dia mengembara dengan akal pikirannya ke berbagai disiplin ilmu atau untuk menelaah pemikiran-pemikiran aqidah yang berbeda.

Dan pada dasarnya cara ini sudah mengakar dan membudaya di lingkungan pesantren-pesantren salaf yang diasuh oleh para ulama dengan metode sorogan atau memindah ilmu dengan membaca kitab secara kalimat perkalimat dari awal hingga akhir. Seperti yang sangat kita sering dengar dengan pengenalan kitab-kitab aqidah, seperti Aqidatul awam, Jauharotut tauhid dan yang lainnya yang secara ilmiah terbukti itu adalah penjabaran dari aqidah ahlu sunnah wal jamaah. Maka menjaga mata rantai dan kesinambungan keilmuan seperti ini adalah sangat penting. Dan dalam pengamatan kenyataan di zaman ini kita tidak menemukan kesesatan kecuali disaat seseorang tersebut meninggalkan buku-buku aqidah para pendahulunya dan cara yang di anut oleh pendahulunya dalam mengambil lmu.
Ada 3 hal yang amat penting untuk kita cermati dalam masalah manhaj talaqqi terhadap kerusakan aqidah ahlu sunnah wal jamaah.

1. Dari awal pendidikan agamanya memang tidak dikenalkan dengan aqidah yang benar melalui kitab-kitab yang benar dengan manhaj talaqqi
Dalam hal ini bisa dibuktikan bahwa jika ada pesantren atau ada lembaga pendidikan yang tidak berpegang kepada manhaj talaqi sudah tidak ada lagi maka yang terjadi adalah mudah tercemar oleh aqidah yang sesat.
2. Manhaj talaqqi masih di berlakukan akan tetapi itu hanya sekedar pembacaan rutin tanpa ditindaklanjuti kajian yang lebih dalam.
Hal ini akan menjadikan seseorang akan mudah tercemar oleh aqidah-aqidah yang sesat karena disatu sisi mereka kurang mendalami aqidah yang mereka tekuni. Disisi lain virus kesesatan bertebaran melalui media-media yang saat ini menjadi lebih dekat kepada masyarakat seperti televisi, radio dan buletin-buletin yangsemua itu lebih mudah dibaca dengan bahasa lokal yang mudah di fahami seiring berkembangnya dunia tehnologi.Sementara penyeru kesesatanpu sangat gigih dalam menyebarkan kesesatan.
3. Semangat ingin tahu kepada agama yang tinggi yang tidak dibarengi dengan bimbingan seorang guru dan hanya hanya mengandalkan kemampuannya dalam membaca buku-buku yang ditemukannya di toko-toko buku atau yang dibaca melalui internet.

Hal yang semacam inilah yang kami cermati telah benar-benar menjadikan aqidah kita semakin hari semakin keropos.
Kita bisa saksikan dengan para perusak aqidah telah dengan gigihnya membuat radio-radio,mencetak buku-buku murah dan gratis serta selebaran yang dibagi secara cuma-Cuma Sebagai contoh, di kebanyakan kota kabupaten penyebar aqidah sesat itu berusaha untuk mempunyai radio karena mereka yakin dengan adanya radio mereka bisa mempengaruhi masyarakat luas yang sebenarnya dihati mereka ada kerinduan untuk mendalami ilmu agama. Dengan membuat stasiun radio ternyata tanpa kita sadari telah berpengaruh besar terhadap kesesatan.
Justru kita sebagai pembawa aqidah yang benar kita kurang berfikir maju untuk menguasai media informasi demi membendung arus penyesatan aqidah. Hubungannya dengan manhaj talaqqi yang kami sebut adalah kita jangan memulai belajar aqidah kecuali dengan manhaj talaqqi. Dan kita harus berusaha agar media-media yang ada dan juga toko-toko buku bisa dipenuhi oleh orang-orang yang mempunyai aqidah yang benar dan menekuni manhaj talaqqi.Dan jangan membaca buku aqidah kecuali atas petunjuk guru yang mempunyai manhaj talaqqi.
Wallohu a’lam bishshowab.
Read more »»  

Dahulukan Allah SWT

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Suatu ketika di saat ada seorang ibu yang menemukan putranya sakit, ia bergegas mengangkat telephon dan menelepon sebuah balai pengobatan untuk mendaftarkan anaknya agar mendapatkan antrian terdepan. Begitu juga seorang pedagang yang dengan kecerdasannya membidik tempat-tempat strategis dan saat yang tepat untuk berdagang. Atau seorang ustadz yang begitu disiplin membuat program da'wah dengan membuat beberapa sarana media da'wah. Dari semua yang dilakukan oleh seorang ibu, pedagang dan ustadz adalah suatu hal yang amat dibenarkan dalam sebuah usaha. Akan tetapi disaat kita hadapkan kepada nilai keimanan dan kerinduan kepada Allah SWT, usaha-usaha itu akan menjadi tidak ada maknanya jika tidak dibarengi dengan sebuah kesadaran akan kelemahannya dalam mencapai sebuah keberhasilan. Dan dengan penuh kerendahan hati memohon kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan kepada sang putra, memajukan usahanya, memberikan ilmu manfaat kepada para santri dan umat.

Akan tetapi alangkah seringnya kita tertipu oleh akal kita sehingga sering kali kita melupakan Allah SWT dalam segala usaha. Siapa di antara kita yang di saat hendak membuka toko lalu mendahulukan wudhu, kemudian shalat dua raka'at dan memohon agar dimudahkan usahanya oleh Allah SWT? Siapa diantara kita yang di saat mengajak orang kepada kebaikan, mendahulukan shalat dua raka'at atau bangun di tengah malam, memohon kepada Allah SWT demi kebaikan orang yang diajak?

Sungguh seorang ustadz disaat giat mengajar atau memberi pengajian, ketulusanya amat diragukan jika ia tidak pernah memohon kepada Allah SWT untuk umat dan santri. Sungguh dikhwatirkan kekeroposan iman seorang ibu jika ternyata yang di matanya hanya usaha dhahir sementara Allah SWT tidak pernah hadir di hatinya. Sungguh seorang pedagang amat dikhwatirkan akan maksud yang tersembunyi dibalik usahanya jika dalam usahanya tidak pernah hadir kerinduan kepada bantuan Allah SWT.

Yang menyeru kepada Allah SWT tanpa sebuah ketulusan akan menghadirkan kemunafikan. Yang mencari kekayaan tanpa maksud yang baik akan mengantarkan kepada kesombongan. Yang berobat dan mencari kesehatan tanpa dibarengi rasa ketergantungannya kepada Allah SWT akan mengikis ketawakalan dan kesabaran.

Wallahu a'lam bissawab.
Read more »»  

Kenapa Sayyidah Fatimah Dicintai Rasulullah SAW ?

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Suatu ketika Sayyidah Fatimah Azzahra putri tercinta Rasulullah SAW, berada di depan rumah beliau, tiba-tiba ada janazah yang hendak di bawa kekuburan lewat di depan sayyidah Fatimah Azzahra. Saat itu Sayyidah Fatimah bersama Sayyidah Asma Binti Khumaisy yang biasa menemani dan menghibur Sayyidah Fatimah setelah kepergian Rasulullah SAW.

Tiba-tiba saat itu Sayyidah Fatimah menangis tersedu-sedu hingga membuat Sayyidah Asma panik lalu bertanya, “ wahai putri Rasulullah, kenapa engkau menangis melihat janazah itu? ada apa dengan janazah itu? ”Sayyidah Fatimah menjawab, setiap orang yang mati akan dibungkus dengan kain kafan yang rapat lalu akan di bawa kelokasi pemakaman dengan di panggul oleh orang-orang yang membawanya?” (Dahulu sebelum adanya keranda mayat jika ada orang meninggal maka di saat di bawa ke kubur janazah di panggul di atas pundak orang-orang yang membawanya). Sayyyidah Asma menjawab, “ Tentu wahai putri Rasulullah? ” Kemudian Sayyidah Fatimah melanjutkan,” Dan akupun kelak akan di bawa kekubur seperti itu?” Sayyidah Asma menjawab “ Benar wahai putri Rasulullah”. Lalu Sayyidah Fatimah melanjutkan ” Itulah yang menjadikan aku menangis, sungguh aku sangat malu jika nanti aku meninggal , kemudian di bungkus kain kafan dengan rapat lalu di angkat di atas punggung orang-orang yang membawaku kekubur, sementara orang yang mengiring janazahku akan melihatku, sungguh aku sangat malu karena saat itu mereka akan melihat lekuk-lekuk tubuhku”.

Mendengar ungkapan Sayyidah Fatimah ini Sayyidah Asma berkata ” wahai putri Rasulullah, disaat aku ke negeri Habasyah aku melihat janazah yang di bawa kekubur, janazah diletakkan di sebuah tempat yang di sebut keranda, aku pikir itu bisa menutupi pandangan orang dari melihat lekuk tubuh janazah yang dibawa”. Mendengar cerita Sayyidah Asma ini tiba-tiba tangis Sayyidah Fatimah terhenti, dan wajah beliau berubah berseri-seri sambil berkata ”wahai Asma sungguh aku berwasiat, jika aku mati nanti tolong buatkan aku keranda mayat seperti yang engkau ceritakan agar lekuk tubuhku tidak terlihat saat di bawa kekuburan”. Dan benar setelah Sayyidah Fatimah meninggal, maka di buatlah keranda mayat untuknya.

Yang perlu di cermati dari kisah ini adalah sifat mulia Sayyidah Fatimah yang senantiasa merasa malu jika ada yang melihat lekuk tubuhnya, meskipun disaat beliau sudah meninggal. Dan karena rasa malu yang dimiliki oleh Fatimah inilah menjadi rahasia, kenapa Sayyidah Fatimah menjadi wanita yang paling mullia dan dicintai Rasulullah SAW.
Dan Saat ini, di hari ini! Adakah sifat mulia sayyidah Fatimah menempel pada wanita yang berada di rumah kita? Atau di rumah kita ada orang yang mengaku mencintai Rasulullah akan tetapi di saat masih hidup pun tidak merasa malu jika lekuk-lekuk tubuhnya di saksikan orang di sana-sini. Atau justru pamer lekuk tubuh telah menjadi kebanggan para wanita yang mengaku kenal Sayyidah Fatimah dan kenal Rasulullah? Jangan sampai ada yang berkata “ yang penting hati bersih masalah dandanan tidak penting”. Hati Sayyidah Fatimah sungguh jauh dan jauh lebih bersih dari hati wanita-wanita yang kita saksikan saat ini. Justru karena kebersihan hati beliaulah maka Sayyidah Fatimah sangat pemalu dan senatiasa menjaga aurat beliau.

Ya Allah Yang Maha Pengasih, berikan kasih sayangmu kepada kami dan kepada para wanita-wanita kami ! Tutuplah aurat mereka ! Berikan kepada mereka rasa malu yang menjadikan mereka senantiasa menjaga aurot dan kehormatan mereka !
Wallahu a'lam bissawab.


Oleh : Buya Yahya
Read more »»  

Rabu, 06 Maret 2013

Hijrahnya Sayidina Umar Sang Pemberani

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Semua sahabat melakukan hijrah secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar bin Khatab Ra. katika Umar mantap melakukan hijrah, Umar menenteng sebilah pedang ditangannya, meletakan busur di pundaknya, Umar memegang beberapa anak panah dengan tangan kirinya. Kemudian Umar mendatangi Ka'bah, menemui tokoh-tokoh Quraisy dan tetua mereka, yang selalu mengintimidasi muslim Mekah saat itu. Thawaf tujuh kali di Ka'bah, kemudian shalat dua raka'at di maqam Ibrahim.
Setelah itu Umar mendatangi setiap orang dari mereka dan berkata; celakalah kalian, barang siapa yang ingin ibunya kehilangan anaknya, barang siapa yang ingin anaknya menjadi yatim, barang siapa yang ingin istrinya menjadi janda, kemarilah, hadapi aku disini, Umar menantang. Tidak seoarngpun dari pemuka atau kesatria Quraisy yang maju. Demikianlah Ali Ra. bercerita tentang hijrah Umar bin Khatab sang pemberani.
Read more »»  

Kedudukan dan Peran Wanita

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Di berbagai aspek kehidupan, wanita mempunyai peran yang sangat penting mulai dari kehidupan dilingkungan keluarga sampai lingkungan bernegara. Wanita merupakan salah satu penentu kemajuan, kwalitas dan moralitas suatu bangsa sebagaiman disebutkan dalam suatu hadis:

المرأة عماد البلاد إذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد البلاد (رواه الديلمي

Secara dzohir dunia merupakan perhiasan tetapi secara batin dunia merupakan sarana menuju Allah yang diliputi dengan berbagai ujian dan cobaan. Semua manusia baik laki - laki atau perempuan harus berjuan untuk lulus dan sukses dalam masa - masa uji coba.

Wanita mempunyai banyak status dalam kehidupan. Diantaranya sebagai مادة الإمتحان ( bahan ujian), الزينة (perhiasan) dan sebagai fitnah.

وعن أسامة ابن زيد رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم : ماتركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء (متفق عليه)

Syahwat tidak bisa terlepaskan dari manusia dan wanita termasuk syahwat dalam urutan yang pertama sehingga menjadi cobaan terberat bagi manusia.

Allah berfirman :

زين للناس حب الشهوات من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسومة والأنعام والحرث ذلك متاع الحياة الدنيا والله عنده حسن المآب (آل عمران:14 )

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Dalam ayat diatas juga dijelaskan bahwa selain wanita termasuk jenis syahwat, juga termasuk perhiasan.

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : الدني متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة (رواه مسلم)

Wanita merupakan sosok yang perlu diarahkan menjadi pribadi - pribadi yang sholihah. Peran wanita begitu penting dalam kemajuan agama dan negara serta sebagai pengkader generasi penerus bangsa, sebagaimana hadis Nabi :

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا وَإِنْ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ. (صحيح بخاري ج 16 ص181)

Islam memberikan tugas bagi seorang wanita untuk semampunya memperkecil fitnah yang Ia timbulkan dihadapan pria sehingga para pria tidak terjerumus dalam dosa karna cobaan dan ujian ini. Rosulullah bersabda :

ماتركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء (رواه البخارى ومسلم)

Seorang wanita akan mendapatkan ridlo Allah SWT. tidak hanya dengan amal perbuatannya tetapi yang paling utama adalah Ia juga harus berusaha menolong para pria untuk tetap dalam jalan lurus dan berusaha meredam pendorong syahwat. Begitu pula sebaliknya, seorang wanita akan mendapatkan murka Allah SWT. tidak hanya disebabkan karna perbuatan dosanya, tetapi yang paling utama adalah Ia menjadi penyebab para pria terjerumus dalam karna godaannya.

Hadis tersebut bukan sebagai bentuk diskriminasi Islam kepada kaum wanita, tetapi hanya untuk memperingatkan para pria bahwa wanita adalah penyebab fitnah paling berbahaya jika sampai para pria tidak bisa menjaga syahwatnya. Karna hadis - hadis lain juga banyak yang mengungkapkan bahwa wanita adalah bagian istimewa dalam Islam. Sebagaimana hadis :

- حدثنا عيسى بن يونس عن الاوزاعي عن مكحول قال إذا دعتك والدتك وأنت في الصلاة فأجبها وإذا دعاك أبوك فلا تجبه حتى تفرغ.(مصنف إبن أبي شيبة ج 2ص320). - حدثنا محمد بن فضيل عن الاعمش عن سالم عن كريب قال : جاءت امرأة إلى ابن عباس وابنها يريد الغزو وأمه تكره له ، فقال له ابن عباس : أطع والدتك واجلس عندها. .(مصنف إبن أبي شيبة ج 7 ص 700)

- أخبرنا أبو علي الحسن بن خلف الواسطي ، ثنا عمر بن أحمد بن شاهين ، ثنا عبد الواحد بن المهتدي بالله بن الواثق بالله ، ثنا علي بن إبراهيم الواسطي ، ثنا منصور بن المهاجر ، عن أبي النضر الأبار ، عن أنس بن مالك ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « الجنة تحت أقدام الأمهات » (مسند الشهاب القضاعى ج 1 ص 189)

Dengan demikian wanita tetaplah mendapatkan tempat khusus dalam Islam berupa penghormatan yang layak bagi mereka. Dalam islam tidak ada diskriminasi terhadap wanita.

Sebagaimana firman Allah SWT. :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات : 13 )

Artinya :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Read more »»  

Selasa, 05 Maret 2013

TANDA CINTA UNTUK ORANG TERCINTA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Oleh : KH. Abdullah Habib Faqih

Pernahkah kamu membayangkan hidup tanpa didampingi bapak dan ibu? Saat itu tidak ada tempat mengadu, mengeluh, merengek, memohon belas kasih, tidak ada yang dimintai tolong dan juga dimintai uang. Itulah duka laranya. Tapi sekarang, kanapa saat kamu masih didampingi oleh orang tua, justru kadang-kadang ada saja masalah yang kamu keluhkan. Yang pendapatnya orang tua tidak oke, atau sarannya tidak nyambung, yang orang tua tidak pengertian, yang suka mengatur, dan lain sebagainya. Intinya menandakan kalau hubunganmu sama mereka itu kurang baik.

Sebagai seorang santri, kamu harus selalu menjaga komunikasimu dengan orang tua, agar senantiasa harmonis dan selalu kondusif. Bagaimana tidak? Lah Allah SWT telah menitipkan bahan cikal bakal kejadianmu pertama kali pada tulang rusuk bapakmu, lalu menitipkan janinmu pada rahim ibumu. Yang kemudian, kamu dipeliharanya selama sembilan bulan untuk selanjutnya dilahirkan ke dunia. Dan waktu terus berjalan, sementara kamu masih terus dalam asuhan orang tuamu hingga pada saat ini. Itulah kasih sayang orang tuamu yang abadi sepanjang masa. Pernahkah ada orang tua yang begitu membenci anaknya? Kalaupun ada, pastilah dia sedang dirasuki setan. Kasih sayang orang tuamu hanya tercurahkan padamu. Mereka senantiasa memberikan yang terbaik untukmu, semua dilakukan tanpa pamrih, basa-basi dan mengharap imbalan sedikitpun.

Hubungan kamu dengan orang tuamu bukan cuma sebatas hubungan darah dan keturunan, tapi juga hubungan hati, emosi dan segenap perasaan. Oleh karena itu, Allah senantiasa mengingatkanmu untuk selalu menjaga hak orang tuamu. Allah juga memerintahkanmu untuk selalu cinta dan menghormati mereka, dengan cara berbuat baik dan sopan santun, berbakti dan berkorban demi mereka, serta menjunjung tinggi nama baiknya. Bahkan di dalam Alquran perintah patuh kepada orang tua diletakkan sesudah perintah taat kepada Allah SWT.

Disamping itu kamu juga diperintah untuk membuktikan rasa cintamu dengan memperlihatkan sikap seriusmu dalam menuntut ilmu, tekun ibadahmu dan tawadlu’ perilakumu khususnya selama di pondok ini. Dengan demikian, berarti kamu sudah mampu memberikan yang terbaik untuk ayah bundamu. Karena kalau itu benar-benar kamu lakukan, maka sesungguhnya jerih payahmu dan amal perbuatanmu juga dicatat sebagai amal ibadah dan jerih payah orang tuamu, pada hakikatnya adalah amal ayah ibumu juga. Dan pahalanya akan dilipat gandakan sesuai dengan kadar jerih payahmu.

Oleh karena itu, perbanyaklah beraktifitas, berpayah-payah dalam ibadah dan belajar di pondok ini, agar ayah bundamu meraih sebanyak mungkin pahala Allah. Dengan demikian kamu dicatat sebagai anak yang berbakti, yang tahu diri, menghargai dan mampu balas budi pada orang tua, dan pastinya kelak anak-anakmu akan melakukan hal yang sama untukmu di masa tuamu.
Read more »»  

Sifat-sifat Rasulullah SAW

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Fizikal Nabi

Telah diriwayatkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku bertanya pada pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai menceritakan sifat-sifat, perilaku serta akhlaq Baginda Muhammad Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Rasulullah SAW itu adalah seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnama, tingginya sedang tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bergabung, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulai salam kepada siapa yang ditemuinya.


Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya! Jawab pamanku: Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berpikir, tidak pernah beristirahat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah karena sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan tertawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda tertawa, baginda tertawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.


Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab barang siapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.


Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budi pekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.


Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
(Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275)

Sumber: http://azharjaafar.blogspot.com
Read more »»  

Sabtu, 02 Maret 2013

Misteri Ka\'bah Yang Menggegerkan NASA!!

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :

"Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam"
Read more »»  

Madinatul Ilmi – Al Ustadz Al Habib Sholeh Al Aydrus, Malang

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Read more »»  

Nabi Tidak Ridha Umatnya di Neraka

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ketika surga dan neraka telah terkunci, dan semua umat manusia telah dimasukkan ke dalam surga dan neraka sesuai dengan amalannya dan mereka telah menikmati ganjaran atau merasakan hukuman atas apa yang mereka kerjakan dalam waktu yang begitu lama, Allah SWT menanyakan kepada Malaikat Jibril, subhanallah sesungguhnya Allah Mahatahu, “Apakah ada umat Muhammad SAW yang masih tertinggal di dalam neraka?”

Maka Malaikat Jibril pun pergi ke neraka Jahanam.
Neraka Jahanam yang begitu gelap tiba-tiba berubah menjadi terang benderang karena kedatangan Jibril.

Para penghuni Jahanam pun bertanya-tanya, siapakah yang datang, mengapa Jahanam tiba-tiba-tiba terang benderang.

Malaikat Jibril pun menjawab bahwa dia adalah Malaikat Jibril, yang diutus oleh Allah SWT untuk mencari apakah ada umat Muhammad yang masih terselib di neraka Jahanam.
Tiba-tiba sekelompok orang berteriak, “Sampaikan salam kami kepada Rasulullah SAW, beri tahukan keadaan kami di tempat ini kepada beliau.”

Jibril pun keluar dari neraka Jahanam dan pergi ke surga untuk memberitahukan hal itu kepada Rasulullah.

Rasulullah begitu bersedih mendengar bahwa masih ada umatnya yang tertinggal di dalam neraka dalam waktu yang sudah begitu lama. Beliau tidak ridha ada umatnya yang masih tertinggal di neraka walau dosanya sepenuh bumi.

Rasulullah SAW pun bergegas hendak pergi neraka.
Tapi di perjalanan beliau terhadang oleh garis batas Malaikat Israfil. Tidak ada seorang pun boleh melintasi garis itu kalau tidak seizin Allah SWT.

Rasulullah SAW pun mengadu kepada Allah SWT, dan akhirnya beliau diizinkan. Tapi sesudah itu Allah SWT mengingatkan Rasulullah bahwa umat itu telah meremehkan beliau. “Ya Allah, izinkan aku memberi syafa’at kepada mereka itu walau mereka punya hanya punya iman sebesar zarrah.”

Sesampainya Rasulullah di neraka Jahanam, padamlah api neraka yang begitu dahsyat itu.
Penduduk Jahanam pun berucap, “Apa yang terjadi, mengapa api Jahanam ini tiba-tiba padam? Siapakah yang datang lagi?”

Rasulullah SAW menjawab, “Aku Muhammad SAW yang datang, siapa di antara kalian yang jadi umatku dan punya iman sebesar zarrah, aku datang untuk mengeluarkannya.”

Demikianlah kecintaan Rasulullah kepada umatnya, beliau akan memperjuangkannya sampai di hadapan Allah SWT. Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat Rasulullah SAW kepada pribadi yang begitu agung itu?
Read more »»  

KEUTAMAAN SHOLAWAT AL-FATIH

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Sholawat al-Fatih memiliki 8 martabat keutamaan, dibawah ini hanya keutamaan pada martabat yang pertama saja, sedangkan yang lainnya dirahasiakan oleh Allah SWT, diantaranya adalah :
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala ibadah semua mahluk di alam semesta ini 6000x lipat
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan mengganti kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti tuntutannya di hari kiamat.
8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Syekh Ahmad at-Tijany r.a berkata :”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat sulit di terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi. Seandainya ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x.
( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ie at-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 )
Read more »»  

Kata Kata Mutiara Islami

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Kesulitan sebesar apapun akan terasa wajar bagi jiwa yang melebihkan syukur daripada mengeluh. Karena, bukan kebahagiaan yang menjadikan bersyukur, tetapi bersyukurlah yang menjadikan kita berbahagia..

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.

Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.

Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. (Abul Hasan as-Sadzili).

Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah semuanya pada Allah, lalu penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintahNya, dan larikanlah dirimu dari laranganNya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu, setelah itu keluar, untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bgaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga.

Dunia adalah setitik air ditengah lautan. Dunia adalah penjara mukmin dan surga bagi kaum kafir. Hiduplah didunia laksana musafir, menatap orang yang berada di bawah dan siapkan bekal untuk kematian

Jiwa yang malas, tetap tersesat walaupun sudah sampai.
Jiwa yang tamak, tetap mengeluh diatas kekayaan.
Jiwa yang bersyukur, akan berbahagia bahkan diatas masalah. #syukur itu berkah

Kesulitan sebesar apapun akan terasa wajar bagi jiwa yang melebihkan syukur daripada mengeluh. Karena, bukan kebahagiaan yang menjadikan bersyukur, tetapi bersyukurlah yang menjadikan kita berbahagia..

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan pula adalah sebuah akhlaq ular, dan kalau kebajikan dibalas dengan kejahatan itulah akhlaq buaya, lalu bila kebajikan dibalas dengan kebajkan adalah akhlaq anjing, tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebajikan itulah akhlaq manusia.

Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...
Read more »»  

RENUNGAN

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Ketika kerja tak dihargai , saat itu lah kita belajar tentang KETULUSAN
Ketika usaha kita dinilai tidak penting , saat itulah kita belajar tentang KEIKHLASAN
Ketika hati kita terluka sangat dalam, saat itulah kita belajar tentang MEMAAFKAN
Ketika kita harus lelah dan kecewa , saat itulah kitabelajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kita tanggung, saat itulah kita belajar tentang BERMURAH HATI
Tetaplah SABARteruslah berSEMANGAT
Read more »»  
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

RAHASIA KUATNYA HAFALAN 

(1). Dari Ali bin Khasyram rahimahullah ia berkata: "Tidaklah aku melihat sebuah kitab di tangan Waki' melainkan pasti ia sudah menghafalnya. Maka itu aku bertanya kepadanya seputar kuatnya hafalan yang ia miliki, ia menjawab: “Bila aku buka rahasia ini, engkau berjanji akan menerapkannya?”“Demi Allah, tentu saja,” jawabku. Dia melanjutkan: “TINGGALKANLAH KEMAKSIATAN, TIDAK PERNAH AKU DAPATI OBAT YANG LEBIH MANJUR UNTUK MENGUATKAN HAFALAN DARI YANG SATU INI."
[min A'lam as-Salaf, Dr. Ahmad Farid, jilid 2, hlm. 60, cetakan Dar al-Iman]

(2). Suatu saat Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengalami kesulitan tatkala menghafalkan sebuah kitab . Sehingga beliau mengadu kepada gurunya, yakni imam Waki’ rahimahullah dan bersenandung:
Aku mengeluhkan kepada Waki’ buruknya hafalanku
Lalu ia membimbingku untuk meninggalkan maksiat
Ia berkata: “ketahuilah, sesungguhnya ilmu adalah cahaya”
dan cahaya Allah tidak diberikan kepada tukang maksiat.”

Dari sini dapat kita ketahui, bila ada seseorang yang sulit memahami ilmu agama, maka ketahuilah hal itu di antaranya disebabkan dosanya kepada Allah Sang Pencipta.

Namun, selama hayat masih dikandung badan, hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin untuk mencari ilmu agama, dan menjauhi maksiat dengan sejauh-jauhnya. Semoga Allah memudahkan. Aamiin.
Read more »»  

Translate