Nama lengkap beliau adalah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari. Datuknya, Abu Musa Al-Asy’ari merupakan salah satu sahabat Nabi terkemuka. Menurut beberapa riwayat, Abu Hasan Al-Asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260 H / 875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324 H / 935 M. Menurut ibnu Asakir, ayah Al-Asy’ari adalah seorang yang berfaham Ahlussunnah dan merupakan ahli hadits. Ia wafat ketika Al-Asy’ari masih kecil.
Sepeninggal Isma’il bin Ishaq, ibunda Ali bin Isma’il menikah dengan syekh Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahab Al-Jubba’i( wafat 303 H) seorang tokoh Mu’tazilah terkemuka..Pada masa ( Abad 3 H ) itu banyak ulama mutazilah mengajar di Basrah,kuffah dan Baghdad.Ada 3 orang Kalifah Abasiyah yaitu Ma’mun bin Harun Al Rasyid ( 198-227 H ),Al mu’tashim ( 218-227 H ),Al Watsiq ( 227-232 H ) adalah kalifah-kalifah penganut faham mutazilah atau setidaknya adalah penyokong faham ini pada zamannya.Dalam sejarah dinyatakan bahwa pada zaman itu terjadilah apa yang di namakan “fitnah Qur’an makhluk”yang mengorbankan banyak ulama yang tidak sefaham dengan kaum mutazilah.Ahmad bin hambal,imam buwaithi adalah di antara korbannya..Pada masa Al asy’ari muda,ulama-ulama mutazilah sangat banyak di Basrah kuffah dan Baghdad.Masa itu masa ke emasan bagi faham mutazilah karena fahamnya di sokong oleh pemerintahan.
Beliau pada mulanya adalah murid dari bapak tirinya Aljuba’i tokoh mutazilah.Setelah sekian lama mempelajari faham mutazilah ,Al asy’ari melihat bahwa dalam faham ini banyak terdapat kesalahan besar.Banyak yang bertentangan dengan itiqod dan kepercayaan Rasulallah saw,para sahabat,qur,an dan hadist.Pada usia 40 tahun, Al-Asy’ari bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw pada malam ke-10, ke-20, dan ke-30 bulan Ramadhan. Dalam tiga mimpinya itu, beliau diperingatkan Rasulullah saw agar meninggalkan faham Mu’tazilah .Menurut beberapa Sumber yang saya temui Bahwa menikahnya ibunda Al asy’ari dengan Aljuba’i dan belajarnya Al asy’ari muda kepada Aljuba’i adalah dalam rangka mempelajari ajaran ini sebagai bekal untuk melawannya di kemudian hari(Wallahu'alam).Terbukti di kemudian hari Al asy’ari berhasil menghujjah dan mengkanvaskan Aljubai dalam perdebatan yang masyhur.
Pada suatu hari beliau naik kemimbar di masjid bashrah dan berpidato di antara pidato beliau :
“saudara-saudara kaum muslimin yang terhormat! Siapa yang sudah mengetahui saya baiklah, tetapi bagi yang belum”saya adalah Abu hasan Ali Al asy’ari anak dari ismail bin abi basyar.dulu saya berpendapat bahwa qur’an itu makhluk,Allah tidak bisa di lihat dengan mata kepala di akhirat dan manusia bisa menciptakan perbuatannya sendiri serupa dengan kaum mutazilah.Sekarang saya katakan saya telah taubat dari faham mutazilah dan saya lemparkan itiqod mutazilah itu sebagai mana saya lemparkan baju saya ini ( ketika itu di bukanya bajunya dan di lemparkan ).
Sejak itu Al asy ‘ari berjuang melawan kaum mutazilah dengan lisan dan tulisan,berdebat dan bertanding dengan kaum mutazilah dimana-mana.merumuskan dan membuat kitab-kitab itiqod kaum Ahlu sunah wal jamaah.menurut sayid murtadha alhusaini az zabidi pengarang kitab ihtihaf sadatul mutaqin syarahnya ihya ulumudin” Al asy ari mengarang sekitar 200 kitab.Di dalam kitab itu pula pada jilid II'hal 6 imam zabidi mengatakan :
إذَا أطلق أهلُ السنة والجَماعة فالمراد بِهِم الأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ
Ra. Kamilah binti Ra. KH. Bukhori Bin Ra. KH. Hasan Ali -Cisayong-Tasikmalaya-Jawa Barat- Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar