-->


"Kami tidak lebih hanyalah para penuntut ilmu yang fakir dan hina. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan Ahlus Sunnah Waljama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rosulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari Salafunas Sholih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, sumbernya langsung sampai ke Baginda Rosulullah SAW.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah.


Cari Blog Ini

Sabtu, 12 Mei 2012

TAMPARAN SANG KYAI

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai.

Pemuda : “Anda siapa ? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya ?”
Kiyai : “Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda”.
Pemuda: “Anda yakin ? Sedangkan Profesor dan banyak orang yang pintar, bahkan para ustadz serta ulama tidak mampu menjawab pertanyaan saya”.
Kyai : “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya”.
Pemuda : “Saya ada 3 pertanyaan :
1.Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir ?
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ?”.

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemudi tadi dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) : “Kenapa anda marah kepada saya ?”
Kyai : “Saya tidak marah… Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 perrtanyaan yang anda ajukan kepada saya”.
Pemuda : “Saya sungguh-sungguh tidak mengerti”.
Kyai : “Bagaimana rasanya tamparan saya ?”
Pemuda : “Tentu saja saya merasakan sakit”.
Kyai : “Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada ?”
Pemuda : “Ya !”.
Kyai : “Tunjukan pada saya wujud sakit itu”.
Pemuda : “Saya tidak bisa”.
Kyai : “Itulah jawaban pertanyaan pertama… kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya”.
Kyai : “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya ?”
Pemuda : “Tidak Kyai”
Kyai : “Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini ?”
Pemuda : “Tidak !”
Kyai : “Itulah yang dinamakan takdir”.
Kyai : “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda ?”
Pemuda : “Kulit”.
Kyai : “Terbuat dari apa pipi anda ?”
Pemuda : “Kulit”.
Kyai : “Bagaimana rasanya tamparan saya ?”
Pemuda: “Sakit”.
Kyai : “Walaupun syaitan dijadikan dari api, dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki, maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan”.

Wallohu A'lam,.

Tidak ada komentar:

Translate